Kamis, 20 September 2012

Bertanam Kapulaga


DEFINISI KAPULAGA

Tanaman Kapulaga (Amomum cardamomum) adalah sejenis rempah-rempah yang dikenal luas  untuk berbagai masakan dan juga banyak digunakan untuk campuran jamu. Di beberapa daerah kapulaga dikenal dengan nama kapol, palago, karkolaka, dan lain-lain. Tanaman ini termasuk dalam suku jahe-jahean atau Zingiberaceae. Orang Tionghoa menyebutnya pai thou kou (bahasa Tionghoa). Orang Yunani biasa menyebut cardamomom yang kemudian dilatinkan oleh orang Romawi menjadi cardamomum. Dalam bahasa Inggris disebut cardamom. Dalam bahasa Thai disebut krava, elaichi dalam bahasa Hindi, dan elakkaai dalam bahasa Tamil.
Ada 2 macam kapulaga di Indonesia :
1.      Kapulaga Jawa (Amomum Compactum), banyak terdapat di Sumatra dan Jawa Barat.
2.      Kapulaga Sabrang atau Kapulaga India (Elettaria Cardamomum), berasal dari India dan sekarang banyak dikembangkan di beberapa tempat sekitar Cianjur, Sukabumi, Bandung, Garut, Tasikmalaya dan beberapa di Jawa Tengah.

Semula kapulaga ditemukan tumbuh alamiah di daerah Pegunungan Malabar, pantai barat India. Karena laku di pasar dunia, kemudian banyak ditanam di Sri Lanka, Thailand, dan Guatemala. Di Indonesia mulai dibudidayakan sejak 1986. Dalam perdagangan kemudian ditawarkan juga varietas kapulaga lain dari pegunungan tinggi Mysore (India) yang buah lonjongnya lebih membulat, dan lebih disukai karena lebih sedap. Berbeda dengan kapulaga Malabar yang tandan bunganya merayap, tandan bunga kapulaga Mysore tumbuh tegak.

Tanaman kapulaga merupakan tanaman herbal yang membentuk rumpun, bentuknya seperti tumbuhan jahe, dan dapat mencapai ketinggian 2-3 meter. pada umumnya kapulaga tumbuh di hutan-hutan yang masih lebat. Kapulaga hidup subur di ketinggian 200-1.000 meter di atas permukaan laut. Tanaman kapulaga awalnya memang hidup liar, namun kini kapulaga dibudidayakan sebagai tanaman rempah. Tumbuhan berbatang basah ini memiliki batang berpelepah daun yang membalut batangnya. Letak daunnya berseling-seling. Bunga tumbuhan ini tersusun dalam tandan yang keluar dari rimpangnya. Buahnya berbentuk bulat telur, berbulu, dan berwarna kuning kelabu. Buahnya berkumpul dalam tandan kecil dan pendek. Bila masak, buahnya akan pecah dan membelah berdasarkan ruang-ruangnya. Di dalamnya terdapat biji yang berbentuk bulat telur memanjang.
Kapulaga berbuah pada umur 3 tahun. Buah kapulaga muncul dari batang semu dekat tanah, dan merayap bersama tandannya yang sepanjang 1 m, ke tanah sekitarnya. Supaya tidak kotor kecipratan tanah kalau hujan, petani pemiliknya menyelipkan lembaran plastik sebagai alas di bawah tandan buah itu. Buah lonjong sepanjang 1 cm yang bersisi tiga itu dipetik kalau sudah montok, padat berisi, setengah matang. Warna hijaunya sudah berubah hijau muda. Tadinya hijau tua. Ketika berubah warna itulah baunya sangat sedap.

Di India, buah yang sudah dikeringkan, disortir menurut ukuran dan warnanya. Buah yang sudah berwarna kuning seperti warna jerami, dikemas sebagai buah yang siap jual, sedangkan yang belum berwarna kuning akan dipucatkan dulu dengan uap belerang. Penjagaan mutu inilah yang membuat India menjadi pengekspor kapulaga yang digemari oleh semua orang.
Buah yang sudah kering menjadi keriput, bergaris-garis, berisi 4 – 7 butir biji kecil berwarna coklat kemerah-merahan. Rasanya agak pedas seperti jahe, tetapi baunya tidak.

Kapulaga lokal adalah tanaman dataran rendah. Kapulaga hanya bisa tumbuh baik dan berproduksi optimal pada lahan dengan ketinggian mulai dari 0 sampai dengan 700 meter di atas permukaan laut (m. dpl). Sebaliknya, kapulaga sabrang justru hanya mau tumbuh baik di dataran tinggi mulai dari 700 sampai dengan 1.500 m. dpl. Yang juga membedakan kapulaga lokal dengan kapulaga sabrang adalah buahnya. Buah kapulaga lokal tumbuh berupa dompolan yang menempel di atas tanah. Tiap dompolan berisi antara 10 sampai dengan 20 butiran buah. Buah kapulaga lokal berbentuk bulat. Diameternya sekitar 1 cm. Dalam buah tersebut ada segmen-segmen yang terpisah dan berisi butiran biji. selain itu adalah produktifitasnya. Kapulaga lokal dengan sistem tanam tumpangsari populasi 1.400 tanaman per hektar, akan mampu berproduksi sekitar 2,8 sd. 3 ton buah basah per tahun. Sedangkan kapulaga sabrang var. malabar lebih tinggi yakni 4,2 sampai dengan 4,5 ton per hektar per tahun. Sementara var. mysore hanya sekitar 2 ton per hektar per tahun. Hingga yang selama ini lebih banyak dikembangkan oleh para petani kita hanya var. malabar.

Kapulaga lokal sudah mampu berproduksi pada umur 1,5 tahun setelah tanam dengan bibit anakan  yang baik.  Sementara kapulaga sabrang, baik yang malabar maupun mysore baru mulai berbuah pada umur 2  tahun. Harga kapulaga lokal selalu lebih murah dibanding kapulaga sabrang. Biasanya harga kapulaga sabrang tiga kali lipat dibanding kapulaga lokal.
Pemanfaatan kapulaga lokal sebagian untuk industri farmasi dan sebagian lagi sebagai bahan kuliner. Selain untuk kuliner dan industri farmasi, kapulaga juga merupakan bahan minyak atsiri dan oleoresin.Dalam perdagangan internasional, minyak kapulaga dikenal dengan nama Cardamon Oil. Kandungan True Cardamon Oil adalah terpen, terpeneol dan sineol. Sementara False Cardamon Oil selain mengandung tiga bahan tadi juga masih ada kandungan berneol dan kamfernya.

MANFAAT PENTING DARI KAPULAGA

Biji yang diambil dari tumbuhan sebelum buah masak benar, dapat dimanfaatkan sebagai obat. Dalam dunia obat-obatan biji yang telah dikeringkan dinamakan semen cardamomi. Selain bijinya, yang digunakan untuk obat adalah bagian akar, buah, dan batangnya. Kapulaga mengandung minyak atsiri, sineol, terpineol, borneol, protein, gula, lemak, silikat, betakamfer, sebinena, mirkena, mirtenal, karvona, terpinil asetat, dan kersik. Dari kandungan tersebut kapulaga memiliki khasiat sebagai obat batuk. Kapulaga juga memiliki khasiat untuk mencegah keropos tulang.

Kapulaga memiliki aroma sedap sehingga orang Inggris menyanjungnya sebagai grains of paradise. Aroma sedap ini berasal dari kandungan minyak atsiri pada kapulaga. Minyak atsiri ini mengandung lima zat utama, yaitu borneol (suatu terpena) yang berbau kamper seperti yang tercium dalam getah pohon kamper. Beberapa pabrik bumbu juga mengekstrakkan minyak asiri dari biji kapulaga menjadi Cardamom oil yang kemudian dikemas dalam botol. Dalam bentuk minyak ini pula, kapulaga dipakai untuk menyedapkan soft drink dan es krim di pabrik Amerika.


BUDIDAYA KAPULAGA

Menurut pengalaman dari beberapa negara yang membudidayakan tanaman ini, kapulaga tidak cocok ditanam di daerah yang berangin kencang terus menerus. Untuk itu harus dipilih benar-benar tempat yang daerahnya lebih rendah. Selain itu, dalam pembudidayaan tanaman ini pun tidak memerlukan lahan tersendiri, dalam arti tumbuh di bawah naungan pohon lain sebagai tanaman sela atau tanaman tumpangsari. Sistem pola tanam yang dapat diterapkan dalam pengembangan tanaman ini adalah sistem pola tanam pekarangan dan pola tanam perkebunan. Dengan adanya pola tanam terpadu maka dapat diharapkan penghasilan petani meningkat di samping itu juga dapat meningkatkan produktivitas lahan perkebunan dan konservasi. Beranjak dari kapulaga yang relative mudah dibudidayakan dan bisa dipanen 4x dalam setahun, maka hal tersebut telah banyak menarik minat petani untuk membudidayakan.

Untuk bahan tanam yang dipakai menggunakan bibit kapulaga yang umumnya di perbanyak dengan anakan atau tunas baru atau percabangan rizoma yang membentuk tunas. Bibit yang baik adalah tunas yang tingginya lebih kurang 50cm dengan akar rizhoma yang muda dan mata tunasnya banyak, rizhoma yang tua pertumbuhannya kurang baik. Untuk penanaman pada lahan yang sangat luas atau perkebunan, digunakan bibit dari biji buah yang lebih dulu disemaikan. Bibit ini harus berasal dari buah yang masak. Bibit kapulaga yang tingginya sudah mencapai 70 s/d 80cm dan memiliki dua atau tiga daun telah siap ditanam di lahan. Dalam waktu satu tahun sudah akan terbentuk suatu rumpun kapulaga yang bsa mencapai diameter antara 50 s/d 60cm. Rumpun ini akan terus melebar, sehingga sudah perlu disiapkan lahan setidaknya sejumlah yang telah disebutkan di atas. Setelah dua minggu sampai satu bulan setelah bibit ditanam, sudah bisa mulai diberikan pupuk. Tentu dianjurkan pupuk kandang, setiap bulannya akan muncul satu batang baru dalam pertumbuhannya. Sehingga dalam 7 bulan, setiap rumpun akan menghasilkan 6-7 batang baru dan menghasilkan pula 10 buah manggar buah kapulaga.

Untuk media penanaman kapulaga, tempat yang akan ditanami tanaman rempah ini hendaklah tanah yang kaya akan kandungan humus dan mineral serta yang cukup lembab. Akan tetapi tanaman ini sangat tidak tahan akan air yang tergenang. Pengolahan tanah dilakukan pada bulan September – oktober dengan membersihkan tanah dari batu, rumput, gulma dan sisa tanaman lainnya. Pencangkulan tanah dilakukan sedalam kurang lebih 30cm. persiapan lobang tanam dilakukan sebulan sebelum penanaman dengan terlebih dahulu dbuat lobang tanam dengan ukuran panjang 50cm dan dalamnya 40cm. sebaiknya 15 hari setelah pembuatan lobang, tanah dikembalikan lagi ke lobang, sebelumnya tanah dicampur dulu dengan pupuk kandang secukupnya. Karena pupuk akan merangsang tanaman tumbuh lebih sehat pada fase pertumbuhan. Demikian pemupukan boleh diberikan secara rutin secukupnya.


PEMUPUKAN

Mengingat tanaman kapulaga ini sangat rakus akan unsure hara maka untuk peningkatan mutu diperlukan sekali pemupukan dengan pupuk organik maupun buatan. Adapun cara dan jumlah pupuk yang diberikan adalah berdasarkan masa pertumbuhan TBM (Tanaman Belum Menghasilkan). Untuk itu pupuk organic diberikan pada saat pengolahan tanah, dan pada saat penggemburan diluar rumpun sebanyak 1-1,5 kg pupuk kandang pemupukan berikutnya setiap 3 bulan sekali. Sedangkan untuk pupuk buatan diberikan pada umur 1 bulan sebanyak 1 sendok makan pupuk urea disebar diluar rumpun atau disemprotkan pada daun. Bagi tanaman kapulaga yang sudah menghasilkan, pupuk kandang diberikan sebanyak 10-15 kg setiap rumpun dan pemberian selanjutnya disesuaikan dengan kondisi tanaman dan lingkungan.

Pupuk buatan diberikan 10-12,5 kg gram berupa urea dan tsp. pupuk ini diberikan diluar rumpun pada batas perakaran dengan membuat selokan kecil, kemudian ditutup denga tanah dan disiram seperlunya. Tanda-tanda pertumbuhan yang baik pada tanaman kapulaga ini adalah dengan banyaknya tunas yang tumbuh segar dan menghasilkan bunga. Lalu, untuk pekerjaan selanjutnya adalah menjaga agar tanaman tumbuh dengan baik dan tidak tertular hama penyakit seperti kutu, ulat pemakan daun, penggerek batang, penggerek buah dan kumbang pemakan daun sampai 3 tahun setelah biji disemaikan.

PANEN DAN PASCA PANEN

Tanaman kapulaga ini dapat memberikan hasil setelah berumur 2-3 tahun, kapulaga berbuah sepanjang tahun sehingga untuk pemanenan ini tidak menentu. Dalam pemanenan kapulaga dikenal istilah panen besar 4x dan panen kecil 4x yang berlangsug dalam 1 tahun secara berselang seling. Tanaman dapat dipergunakan sampai umur 10-15 tahun.hasil panen per hektar bisa mencapai 2-3 ton buah kering per tahun dan ini berlaku untuk tanaman yang sudah berumur belasan tahun. Adapun syarat-syarat pemanenan kapulaga adalah; buah harus dipanen sebelum benar-benar matang, bila dipanen terlalu matang atau kering maka buah akan pecah dan warnanya juga kurang bagus. Waktu panen yang tepat adalah jika buah sudah berwarna hijau kekuning-kuningan. Cara panen yaitu dengan memotong karangan bunga di bawah dompolan buah. Buah yang sudah dipanen kemudian di jemur sampai kering. Sebaiknya jangan terkena sinar matahari langsung atau kering anginkan. (Warsana SP, 2000).
Pemetikan buah pertama biasanya terbatas dan hasil pemetikan kedua pun belum banyak. Barulah pada pemetikan ke-3 dan seterusnya yaitu setelah 5 tahun ditanam, tercapailah panen yang seutuhnya (penuh) di pulau jawa, orang memetik amomum cardamomum setelah berumur 3 tahun dalam jangka waktu 10-15 hari sekali. Setiap satu rumpun kapulaga biasanya terdiri dari 10-15 batang. Hasil panen di cuci dengan sabun, kemudian baru dijemur. Dalam proses pengeringan tidak boleh terlalu cepat, karena dapat mengakibatkan buahnya mudah pecah.

Setelah masa panen, yang penting dibicarakan adalah pengeringan, pemutihan, pengguntingan, pemilihan (sortasi), pengemasan dan penyimpanan.
a.       Pengeringan
Untuk mencapai hasil yang bermutu tinggi, dalam perdagangan semua buah yang sudah selesai dipetik hendaklah dikeringkan terlebih dahulu. Ada bermacam cara yang digunakan untuk pengeringan tersebut. Diantaranya pengeringan dengan sinar matahari langsung dan pengeringan menggunakan pemanas buatan (rumah pengering, tungku api tertutup dll) dan secara alamiah (diangin-anginkan). Menjemur buah kapulaga dengan sinar matahari adalah cara yang paling mudah dan paling praktis. Selain itu dengan menjemur langsung buah ini, akan menghasilkan warna yang lebih baik dan lebih bersih. Akan tetapi jika tidak cermat dalam memilah waktu untuk menjemur, buah akan mengembang dan kulitnya akan pecah karena bijinya kepanasan.
b.      Pemutihan
Berbagai cara dilakukan agar hasil panen dapat memperoleh warna putih atau pucat jerami dan diusahakan agar tidak merusak atau membuat pecah buah kapulaga tersebut.
c.       Pengguntingan
Sesudah di jemur, tangkai yang melekat digunting, dihilangkan sambil menyisihkan buah yang hampa dan memilih buah yang pecah. Setelah tangkainya digunting, beratnya berkurang sekitar 25-30%.
d.      Pemilihan
Setelah tangkai buah dan kelopak kecil yang kering di ujung buah digunting, buah dipilih menurut warna, asal tanam buah dan besar kecilnya bentuk buah kapulaga tersebut.
e.       Pengemasan dan Penyimpanan
Buah kapulaga yang selesai dipilih, dapat dikemas dengan menggunakan peti the ataupun dalam kaleng. Untuk penyimpanan kapulaga dalam waktu lama, peti atau kaleng harus kedap udara. Sehingga udara lembab tidak bisa masuk. Karena buah akan menggembung akibat terlalu banyak menyerap air. Buah kapulaga yang kering harus disimpan di dalam ruangan yang gelap. Karena cahaya yang terang dapat membuat warnanya jadi rusak.

Secara umum, buah kapulaga ini banyak digunakan sebagai rempah. Kapulaga dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, campuran manisan atau gula-gula, cokelat (konfeksionari), campuran minuman kopi/teh (gahwa). Sebagai kunyah-kunyahan (masticatory), untuk ramuan jamu-jamuan / obat tradisional. Untuk campuran wangi-wangian, campuran minuman keras, untuk dupa, campuran saus rokok dll. Selain itu campuran buah kapulaga dan rempah-rempah lain juga banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional, seperti obat untuk penyakit batuk, haid yang teratur, influenza, mulas, muntah-muntah, nafas yang berbau, perut sagah, radang lambung, tenggorokan gatal dll.


POTENSI BUAH KAPULAGA YANG DIKEMBANGKAN

Hasil berupa buah jika sudah kering mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Buah kering kapulaga disamping sebagai bahan jamu, juga diambil minyak atsirinya untuk bahan penyedap atau pengharum makanan, minuman dan sebagai bahan baku atau campuran di dalam industri parfum. Biji yang diambil dari tumbuhan sebelum buah masak benar, dapat dimanfaatkan sebagai obat. Dalam dunia obat-obatan biji yang telah dikeringkan dinamakan semen cardamom. Selain bijinya yang digunakan untuk obat adalh bagian akar, buah dan batangnya.

Kapulaga mengandung minyak atsiri, sineol, terpineol, borneol, protein, gula, lemak, silikat, betakamfer, sebinena, mirkena, mirtenal, karvona, terpinil asetat dan kersik. Dari kandungan tersebut kapulaga memiliki khasiat sebagai obat batuk. Kapulaga ini juga memiliki khasiat untuk mencegah keropos tulang. Kapulaga memiliki aroma sedap sehingga orang inggris menyanjungnya sebagai grains of paradise. Aroma sedap ini berasal dari kandungan minyak atsiri pada kapulaga. Minyak atsiri ini mengandung 5 zat utama yaitu borneol (suatu terpena) yang berbau kamper seperti yang tercium dalam getah pohon kamper.

Beberapa pabrik bumbu juga mengekstrakkan minyak atsiri dari biji. Kapulaga menjadi cardamom oil yang kemudian dikemas dalam botol, dalam bentuk minyak ini pula. Kapulaga dipakai untuk menyedapkan softdrink dan es krim di pabrik amerika. Jenis tanaman rempah-rempah ini hanya sekali tanam dan dapat dipanen berkali-kali setiap bulan. Harga kapulaga kering mencapai Rp 50 ribu per kg, sedangkan kapulaga basah mencapai Rp 10 ribu per kg. di samping itu perawatan terhadap tanaman ini tiak terlalu rumit, bahkan sebagian besar menjadi kegiatan sampingan, tanaman jenis kapulaga ini juga mudah perawatannya. Yang dibutuhkan hanya membersihkan rumput yang tumbuh di sekitar tanaman disertai pemupukan. Penanaman kapulaga ini sekaligus juga sebagai program pupuk organic yang dilakukan oleh para petani. Mereka memanfaatkan pupuk kandang dan kompos rumah tangga untuk memupuk tanaman ini. Kapulaga dapat tumbuh subur di tempat teduh atau di bawah kayu tegakan perhutani yang sebagian besar berupa tanaman pinus.  

Kapulaga hanya mau tumbuh baik di bawah naungan, komoditas ini cocok untuk dikembangkan sebagai tanaman tumpangsari pada kebun tanaman keras. Misalnya di hutan jati, kebun kopi, kakao, petai, jeruk dan lain-lain yang bagian bawah tegakannya masih menerima sedikit sinar matahari. Untuk kebun sawit dan karet misalnya sulit untuk dberi tumpangsari kapulaga karena tajuknya sangat rapat. Bisa juga kapulaga ditumpangsarikan dengan pisang. Satu baris tanaman pisang diselingi dengan satu baris tanaman kapulaga. Untuk naungan kapulaga bisa dipilih lamtoro, glirisida, kaliandra, albisia atau dadap. Meskipun sudah ditumpangsarikan dengan pisang, apabila tidak diberi naungan khusus maka pertumbuhan kapulaga tidak akan optimal.

Dengan cara tanam tumpangsari, satu hektar laha dapat diisi dengan pisang atau tanaman tahunan sebanyak 300 sampai 400 pohon dan kapulaganya 1400 sampai 1500 rumpun. Tanaman pisang setelah lewat umur satu tahun, tiap tahunnya dapat dipanen 2x masing-masing satu tandan @ 15 kg per rumpun. Berarti dari pisang akan didapat hasil antara 9 sampai 12 ton buah. Dengan harga per kg Rp. 500,- (di jawa) maka satu hektar lahan tumpangsari itu akan didapat hasil Rp. 4.500.000,- sampai Rp. 6.000.000,-. Kalau yang ditanam kapulaga lokal (ketinggian lahan dibawah 700m dpl), maka hasilnya per rumpun per tahun 2 kg buah kapulaga basah atau 0,5 kering. Berarti dari tiap hektar dengan populasi 1400 sampai 1500 rumpun kapulaga lokal akan didapat hasil 2,8 ton – 3 ton buah basah atau 560 kg -600 kg kering. Buah kapulaga kering (bobot buah kering kurang lebih 20% dari buah basah), dengan harga Rp. 20.000,- per kg, maka hasilnya antara Rp. 11.200.000,- sampai Rp. 12.000.000,- per hektar per tahun.


DAFTAR PUSTAKA

Yajri, Faiz. 2009. Ratu Rempah Minim Pasokan (online), (diakses 01 Oktober 2009).
Handayani, Sulha. 2008. Aroma Kapulaga di Tiap Menu (online), (diakses 12 Juli 2008).
Anonymous. Manfaat Buah Kapulaga. (online).
Anonymous. 2009. Kapulaga. http://id.wikipedia.org/wiki/kapulaga.
Anonymous. 2009. Buah Kapulaga. http://bisnisukm.com/buah-kapulaga.html.


1 komentar: