Minggu, 11 November 2012

Beternak Kelinci


PENDAHULUAN

Kelinci tergolong binatang mamalia yang dapat hidup hampir di seluruh belahan dunia sesuai dengan ras yang berbeda beda. Ternak ini semula hewan liar yang sulit dijinakkan, kelinci dijinakkan sejak 2000 tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan percobaan. Hamper setiap Negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi.


Menurut sistem binomial bangsa kelinci diklasifikasikan sebagai berikut :

Ordo                : Lagomorpha
Famili               : Leporidae
Sub Famili        : Leporine
Genus               : Lepus, Orictolagus
Spesies : Lepus spp, Origtalagus spp

Jenis yang umum diternakkan adalah American Chinchilla, Angora, Belgian,
Californian, Dutch, English Spot, Flemish Giant, Havana, Himalayan, New
Zealand
Red, White dan Black, Rex Amerika
. Kelinci lokal yang ada
sebenarnya berasal dari dari Eropa yang telah bercampur dengan jenis lain
hingga sulit dikenali lagi. Jenis New Zealand White dan Californian sangat baik
untuk produksi daging, sedangkan Angora baik untuk bulu

MANFAAT
Manfaat yang diambil dari kelinci adalah bulu dan daging yang sampai saat ini mulai laku keras di asaran. Selain itu hasil ikutan masih dapat dimanfaatkan untuk pupuk, kerajinan dan pakan ternak.

PERSYARATAN LOKASI
Dekat sumber air, jauh dari tempat kediaman, bebas gangguan asap,baubauan,suara bising dan terlindung dari predator.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Yang perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah persiapan lokasi yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.

PENYIAPAN SARANA DAN PERLENGKAPAN
Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan suhu ideal 21 derajat celcius sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk.Untuk induk / kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya,kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan Kandang anak lepas sapih. Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan dan betina. Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor betina /10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran50x30x45 cm.


Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
1)      Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda.
2)      Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman pengumbaran.
3)      Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid). Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yang tahan pecah dan mudah dibersihkan.


PEMBIBITAN
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelincitersebut.Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian,Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara.

1)      Pemilihan Bibit dan Calon Indukan.
Bila peternakan bertujuan untuk daging,dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, lincah / aktif bergerak..
2)      Perawatan bibit dan calon induk
Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah pemberian pakan yang cukup,pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.
3)      Sitem Pembiakan
Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan menjadi 3 kategori yaitu :
a.       In Breeding ( Silang dalam ), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
b.      Cross Breeding ( Silang Luar ), untuk mendapatkan keturunan lebih baik / menambah sifat-sifat unggul.
c.       Pure Line Breeding ( Silang antara bibit murai ), untuk mendapat jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan perpaduan 2 keunggulan bibit.
4)      Reproduksi dan Perkawinan
Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 bulan ( betina dan jantan ). Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore hari di kandang pejantan dan biarkan hingga 2 kali perkawinan. Setelah itu pejantan dipisahkan.
5)      Proses Kelahiran
Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan. Bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan. 5 hari menjelang kelahiran, indukan dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi sekitar 6 – 10 ekor.

PEMELIHARAAN
1)      Sanitasi dan Tindakan Preventif
Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab dan basah menyebabkan kelinci mudah pilek dan terserang penyakit kulit.
2)      Pengontrolan Penyakit
Kelinci yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan turun suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini segera dikarantinakan dan benda pencemar juga segera disingkirkan untuk mencegah wabah penyakit.
3)      Perawatan Ternak
Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2 – 3 ekor / kandang dan disediakan pakan yang cukup dan berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk mencegah dewasa yang terlalu dini pengebirian dapat dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dengan membuang testisnya.
4)      Pemberian Pakan
Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi dan daun kacang panjang, biji-bijian / pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Untuk memenuhi pakan ini perlu pakan tambahan berupa konsentrat yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Pakan dan minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi pakan dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput sedikit/secukupnyadan pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.
5)      Pemeliharaan Kandang
Lantai / alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa pakan dan kotoran kelinci setiap hari harus dibersihkan untuk menghindari timbulnya penyakit. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang untuk membunuh bibit penyakit. Dinding kandang di cat dengan kapur / ter. Kandang bekas kelinci sakit dibersihkan dengan kreolin / Lysol.

HAMA DAN PENYAKIT
1)      Bisul
Penyebabnya : terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit.
Pengendalian : pembedahan dan pengeluaran darag kotor selanjutnya di beri iodium.
2)      Kudis
Penyebab : Darcoptes scabiei.
Gejala : ditandai dengan koreng di tubuh.
Pengendalian : dengan antibiotic salep.
3)      Eksim
Penyebab : kotoran yang menempel di kulit.
Pengendalian : menggunakan salep / bedak salicyl.
4)      Penyakit Telinga
Penyebab : kutu.
Pengendalian : meneteskan minyak nabati.
5)      Penyakit Kulit Kepala
Penyebab : jamur.
Gejala : timbul semacam sisik pada kepala.
Pengendalian : dengan bubuk belerang.
6)      Penyaki Mata
Penyebab : bakteri dan debu.
Gejala : mata basah dan berair terus.
Pengendalian : dengan salep mata.
7)      Mastitis
Penyebab : susu yang keluar sedikit / tak dapat keluar,
Gejala : puting mengeras dan panas bila dipegang.
Pengendalian : dengan tidak menyapih anak terlalu mendadak.
8)      Pilek
Penyebab : virus.
Gejala : hidung berarir terus.
Pengendalian : penyemprotan antiseptic pada hidung.
9)      Radang Paru-Paru
Penyebab : bakteri pasteurella multocida.
Gejala : napas sesak, mata dan telinga kebiruan.
Pengendalian : diberi minum Sul-O-nox.
10)  Berak Darah
Penyebab : protozoa eimera.
Gejala : nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar dan mencret darah.
Pengendalian : diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air.
11)  Hama pada kelinci umumnya merupakan predator dari kelinci seperti anjing. Pada umumnya pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan kandang, pemberian pakan yang sesuai dan memenuhi gizi dan penyingkiran sesegera mungkin ternak yang sakit.

PANEN

Hasil Utama
Hasil utama kelinci adalah daging dan bulu.

Hasil Tambahan
Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk.
Penangkaran
Kemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya yang benar agar kelinci tidak kesakitan.

PASCA PANEN
Stoving
Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong untuk mengosongkan usus, pemberian minum tetap.
Pemotongan dapat dilakukan dengan 3 cara :
1)      Pemukulan pendahuluan, kelinci dipukul dengan benda tumpul pada kepala dan saat koma langsung disembelih.
2)      Pematahan tulang leher, dipatahkan dengan tarikan pada tulang leher. Cara ini kurang baik dan tidak disarankan.
3)      Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain.

Pengulitan
Dilaksanakan mulai dari kaki belakang kea rah kepala dengan posisi kelinci di gantung.

Pengeluaran Jeroan
Kulit perut disayat dari pusar ke ekor kemudian jeroan seperti usus, jantungdan paru-paru dikeluarkan. Yang perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai pecah karena dapat mempengaruhi kualitas karkas.

Pemotongan Karkas
Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2 potong bagian dada dan 2 potong bagian belakang. Presentase karkas yang baik 49%-52%.

ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
  1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya kelinci didasarkan pada jumlah ternak per 20 ekor induk :
1)      Biaya Produksi
a.       Kandang dan Perlengkapan Rp. 1.000.000,-
b.      Bibit Induk 20 ekor @ Rp. 30.000, Rp. 600.000,-
c.       Pejantan 3 ekor @ Rp. 20.000, Rp. 60.000,-
d.      Pakan
-         sayur + rumput Rp. 1.000.000,-
-         konsentrat (pakan tambahan) Rp. 2.000.000,-
e.   Obat Rp. 1.000.000,-
f.    Tenaga kerja 2 x 12 Rp. 150.000,- Rp. 3.600.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 9.260.000,-
2)      Pendapatan
Kelahiran hidup / induk / tahun = 31 ekor
Penjualan :
a.       Bibit 20 x 15 x Rp. 20.000,- Rp. 6.000.000,-
b.      Kelinci potong 20 x 15 x Rp. 50.000,- Rp. 15.000.000,-
c.       Feces / kotoran Rp. 60.000,-
d.      Bulu Rp. 750.000,-
Jumlah pendapatan Rp. 21.000.000,-
3)      Keuntungan Rp. 12.550.000,-
4)      Parameter kelayakan usaha –B/C ratio = 2,36


GAMBARAN PELUANG
Gerakan peningkatan gizi yang dicanangkan pemerintah terutama yang berasal dari protein hewani sampai saat ini masih belum terpenuhi. Kebutuhan daging kita masih banyak dipenuhi dari import. Kelinci yang punya keunggulan dalam cepatnya berkembang, mutu daging yang tinggi, pemeliharaan mudah dan rendahnya biaya produksi menjadikan ternak ini sangat potensial untuk dikembangkan. Apalagi di dukung dengan permintaan pasar dan harga daging maupun bulu yang cukup tinggi.

Dari berbagai sumber.