TINJAUAN UMUM
Jambu
Monyet termasuk dalam famili Anacardiaceae.
Kandungan buah geluk jambu mede mentah berisi biji dan kulit biji yang tipis
sekali, kedua bagian ini berturut-turut sebanyak 20-30% dan 23% dari berat biji
kator; 70-75% sisanya adalah cangkangnya. Berat buah geluk mentah 4-8 g, tetapi
kadang-kadang mencapai 15 g. Bijinya berisi 21% protein dan 35-45% minyak.
Minyaknya rnengandung 60-74% asam oleat dan 20-28% asam linoleat. CNSL-nya
berisi 90% asarn anakardat (anacardic acid) dan 10% -kardol (cardyl). Beberapa
penduduk alergi terhadap kardol ini. CNSL-nya hendaknya tidak mengotori inti
biji pada saat pemrosesan. Sari buah-semu jambu mede banyak mengandung
riboflavin (vitamin B2), asam askorbat (vit. C), dan kalsium. Pohon jambu mede
selalu hijau, tingginya mencapai ukuran 12 m, memiliki tajuk yang berbentuk
kubah melebar. Perdaunannya mernbentuk kanopi pinggiran yang tipis, dipenuhi
oleh perbungaan yang mencuat keluar. Akar tunggangnya lebih dari 3 m dalamnya,
dan tetap langgeng; akar lateralnya memencar sampai di batas proyeksi tajuknya,
dengan akar-akar penyerap hara menancap sedalam 6 m.. Batangnya
bercabang-cabang dengan batang bebas cabang setinggi 0,5-1,5 m.
Daun daunnya
berselang-seling, bundar telur sungsang sampai bundar telur sungsang-jorong,
ukurannya mencapai 20 cm x 15 cm, menjangat, jika masih muda berwarna merah
kecoklatan, kemudian men)adi hijau tua berkilap, tak berbulu, dengan tulang
utama dan tulang daun yang menanjol; tangkai daunnya 1-2 cm panjangnya,
membengkak di pangkalnya, memipih di permukaan atasnya. Perbungaannya mengendur
di ujung, menggantung, berbentuk malai berbunga banyak, panjang perbungaan itu
mencapai 25 cm, berisi bunga jantan yang harum dan bunga-bunga herrnafrodit;
daun kelopaknya 5 helai, berbentuk lanset sampai bundar telur-jorong, (4-15) mm
x (1-2) mm, berbulu balig (pubescent), daun mahkotanya 5 helai juga, berbentuk
lanset memanjang, (7-13) mm x (1-1,5) mm, melipat keluar, waktu bunga mekar
berwarna keputih-putihan, kemudian berubah menjadi merah-agak merah jambu;
benang sarinya 10 helai; bunga jantannya memiliki 7-9 helai benang sari yang
panjangnya 4 mm dan 1-3 helai yang panjangnya 6-10 mm, bunga-bunganya yang
hermafrodit biasanya memiliki 9 benang sari pendek dan 1 benang sari panjang;
benang sari yang panjang menghasilkan serbuk sari yang fertil; tangkai putiknya
sederhana, panjangnya 12 mm, tertancap pada daun mahkota dan tingginya sarna
dengan benang sari. Buahnya adalah buah geluk yang berbentuk ginjal, kira-kira 3
cm x 1,2 cm, rnemiliki perikarp yang coklat kelabu, rnengandung resin yang
dapat mengeras; tangkai buah geluk ini sangat mernbesar dan membengkak,
membentuk buah semu yang menyerupai buah, bentuknya seperti buah avokad,
ukurannya (10-20) cm x (4-8) cm, berkilap, merah sampai kuning, lembut dan
berair. Bijinya berbentuk ginjal, berkulit biji berwarna coklat
kernerah-rnerahan, memiliki dua keping biji yang besar tetapi embrionya kecil.
Inti bijinya, yang tertinggal setelah kulit biji dikupas, itulah yang disebut
biji jambu mede dalam perdagangan.
MANFAAT JAMBU MEDE
Jambu
mede dibudidayakan untuk dimanfaatkan buah geluknya (nuts). Secara botani buah
geluk itulah buahnya, sedangkan buahnya yang berdaging itu adalah tangkai buah
yang membengkak dan berdaging. Inti bijinya dapat diekstrak dengan cara
mengupas buah geluk yang dipanaskan. Di sentra produksinya jambu mede ini
berfungsi sebagai makanan. Di mana-mana jambu mede merupakan makanan yang
lezat. Buah geluknya berisi minyak yang berkualitas tinggi; bungkil yang
tertinggal setelah proses ekstraksi digunakan sebagai pakan. Di Brazil,
Mozambik, dan Indonesia ,
jambu mede juga penting; bijinya dimakan segar atau dicampur dalam rujak buah,
serta semacam minuman dibuat dari sari buahnya. Anggur jambu mede (sari buah
yang agak terfermentasi) dinikmati pada masa panen dan dapat didestilasi untuk
dijadikan minuman berkandungan alkohol tinggi.
Hasil
sampingannya berupa kulit biji dan cangkangnya. Kulit bijinya digunakan sebagai
pakan unggas. Suatu macam minyak yang disebut cairan cangkang buah jambu mede
(CNSL = cashew nut shell liquid) berasal dari sel-sel yang besar-besar pada
perikarpnya; minyak ini dapat dipakai dalam industri dan digunakan sebagai
bahan pengawet, misalnya untuk mengawetkan peralatan kayu dan jala penangkap
ikan. Ampas cangkangnya seringkali digunakan sebagai bahan bakar di pabrik
ekstraksi CNSL. Kayu jambu mede digunakan untuk kayu bakar atau untuk kayu
perkakas berkualitas rendah. Kulit batangnya mengandung tanin. Pohon yang
dilukai akan mengeluarkan semacam gom yang dapat digunakan untuk perekat (untuk
kayu kusen, kayu lapis, penjilidan buku), mungkin kurang-lebih disebabkan oleh
adanya sifat insektisida. Daun dan pucuk muda dimakan mentah atau direbus.
Semua bagian pohonnya juga dapat dimanfaatkan dalam ramuan obat tradisional,
terutama untuk menyembuhkan sakit kulit, sebagai pembersih mulut dan sebagai
pencahar (purgatives).
SYARAT TUMBUH JAMBU MEDE
Jambu
mede rnemerlukan suhu tinggi. Faktor yang lebih penting adalah distribusi curah
hujan, sedangkan jumlahnya kurang penting. Jambu rnede akan berbuah dengan baik
jika tidak terlalu banyak hujan pada saat pembungaan, dan jika buah menjadi
dewasa pada musirn kering, musim kering itulah yang menjamin kualitas buah
secara baik. Pohon jambu mede akarr dapat beradaptasi dengan keadaan lingkungan
yang kering sekali selama sistem perakarannya yang luas itu dapat mencapai air
tanah. Di daerah yang lebih kering (curah hujannya 800-1000 mm) diperlukan
adanya tanah yang dalam dan mudah dikeringkan tanpa adanya lapisan yang sulit
ditembus air. Suatu data kebutuhan air yang sederhana dengan bantuan angka
penguapan panci (pan evaporation figure)
dapat memperlihatkan kedalaman tanah yang diperlukan.
PEDOMAN BUDIDAYA
Perbanyakan
dan penanaman Buah geluk jambu mede yang matang penuh dapat digunakan sebagai
bahan perbanyakan. Buah geluk yang kandungan airnya rendah akan tetap memiliki
daya tumbuh selama satu tahun. Benih diambil dari pohon yang terbaik.
Sebaliknya, benih yang diambil dari pohon yang penyerbukannya terbuka tidak
cocok untuk heperluan ini. Perbanyakan klon dapat dilakukan, tetapi pandangan
sebaiknya diarahkan ke pencangkokan, termasuk pencangkokan dahan. Ada beberapa keberhasilan
dengan penempelan mata tunas (sekitar 3076) dan dengan pengentenan pucuk. Stek
dapat berakar, tetapi hasilnya tidak dapat memenuhi perbanyakan skala lapangan.
Baru-baru ini keberhasiian pertama dengan perbanyakan melalui kultur jaringan
telah dicapai di Gembloux, Belgia. Perkecambahan dan pertumbuhan awal
memerlukan tanah yang gembur. Pada tanah berat atau tanah padat lubang tanam
harus digali sedalam 50 cm, dan kemudian diisi kembali dengan campuran pupuk
kandang atau kompos. Tiga butir benih dibenamkan sedalam 5 cm; salah satu semai
yang terbaik dipilih untuk dipertahankan.
Bahan
tanaman dalam bentuk klon hendaknya lebih hati-hati menanamnya, karena
pemulihannya lambat sekali. Pohon jambu mede umumnya ditanam dengan jarak 12-15
m (44-69 pohon per hektare). Percobaan percobaan jarak tanam menunjukkan bahwa
pada umur 10 tahun produktivitas petak-petak dengan jumlah pohon 44, 69, 111,
135, dan 278 batang per hektare dapat berproduksi sekitar 450 kg/ha. Ukuran
pohon yang lebih besar akan mengimbangi jumlah pohon yang lebih sedikit. Luas
permukaan kanopilah yang paling penting dl kebun buah-buahan dalam menentukan
produktivitas, karena kanopi itulah yang akan membentuk bunga dan buah. Barisan
pohon yang ditanam 2-3 m dalam barisan dan 12-15 m antar barisan hampir
melipatgandakan luas permukaan kanopi per hektare, menghasilkan peningkatan
produksi yang sebanding selama 10 tahun pertama. Lebar optimum dalam barisan
bergantung kepada keadaan iklim dan bahan perbanyakannya.
PEMELIHARAAN JAMBU MEDE
Penyiangan
dan pembersihan dengan hati-hati pada lahan sejauh 1 m dl sekitar pohon jambu
mede dan menebas gulma-gulma di luar itu sangat diperlukan, agar pohon terbebas
dari naungan segala macam gulma. Pemupukan dapat meningkatkan pertumbuhan semai
dan mempercepat tumbuhnya bunga pada pohon muda. Dengan produksi sekitar 420 kg
buah geluk mentah per hektare, akan terserap hara sebanyak 13 kg nitrogen, 4 kg
P2O5 dan 3 kg K2O. Angka produksi yang rendah ini menunjukkan bahwa mungkin
tidak diperlukan pemupukan jika dipanen hanya buah geluknya. Jika diharapkan
hasil panen lebih tinggi, keadaan hara akan menjadi pembatas. Dari umur 6 tahun
ke atas, cabang-cabang bagian bawah hendaknya dipangkas agar memudahkan
lewatnya traktor penarik alat, dan sebagainya. Pemotongan cabang-cabang
demikian itu akan menaikkan batas bawah kanopi setinggi 2 m, tetapi akan menurunkan
hasil sebanyak 10%.
Daur
ekonomi kebun buah jambu mede adalah 25 tahun. Peremajaan akan memakan biaya
besar dan menjurus ke turunnya penghasilan untuk jangka waktu
sekurang-kurangnya 5 tahun. Alternatif lain ialah menanam jambu mede dalam
barisan menyemak (hedge row). Usaha
ini akan menaikkan luas permukaan kanopi per hektarenya. Produktivitas tinggi
yang diperoleh dapat dipertahankan dengan cara menyisipkan barisan selingan
sejarak 50-75 cm jika barisan menyemak itu telah lowong sejauh 1 m.
Pohon
yang dipenggal akan meneruskan ber, produksi pada tahun kedua. Barisan pohon,
dapat pula dicabut dan diganti dengan tanaman unggul terseleksi. Barisan
penanaman baru dapat berproduksi setelah 5 tahun. Akan tetapi, selama selang
waktu itu barisan menyemak yang masih ada dapat tumbuh sepenuhnya dan mencapai
produksi puncak. Jika rumpang antar-barisan menyemak itu menjadi kurang dari 1
m, barisan pohon yang tidak terkontrol harus dipangkas, agar memberikan ruang
bagi barisan peremajaan atau penanaman kembali. Sistem ini memungkinkan panen
sinambung dengan hasil produksi yang lebih tinggi, dan lambat-laun akan
mempertinggi tingkat hasil produksi itu. Di Australia, pemeliharaan barisan
menyemak dengan menggunakan alat pangkas yang berada di atas traktor sedang diuji-coba.
Dalam
cuaca panas dan lembab, antraknosa (Colletotrichum
gloeorporioider) akan menyerang pucuk muda dan bunga yang akan menjadi
kering dan rontok. Infeksi pada buah akan menyebabkan nekrosis dan buah akan
rontok juga. Penyakit ini seringkali berasosiasi dengan serangga dan/atau
jamur. Pemberantasannya ialah dengan cara memotong dan membakar bagian yang
terserang; penggunaan fungisida pada umumnya tidak ekonomis. Seleksi tanaman
yang resisten barangkali merupakan tindakan yang lebih balk. Embun tepung (powdery mildew) sering timbul di lahan
pertanaman jambu mede. Bagian tanaman yang terserang akan tertutup oleh jamur
yang tumbuh berwarna putih. Daun dapat berkerut-merut, mengering, dan rontok.
Demikian
pula halnya dengan rontoknya bunga, jamur ini memerlukan lingkungan yang lembab
dan pohon-pohon yang ditanam rapat-rapat dapat lebih hebat terserangnya
daripada pohon-pohon yang ditanam jarang-jarang. Sulfur dapat memberantas
penyakit ini, tetapi fungisida yang murah itu pun masih mahal juga jadinya.
Kerusakan yang disebabkan oleh kumbang Helopeltic sangat serius di areal
produksi jambu mede di Afrika dan India . Serangga ini menyedot cairan
daun, tetapi yang paling dirusak adalah perbungaan dan buah muda, yaitu
perbungaan akan mengering dan buah muda akan rontok. Pemberantasan dengan
menggunakan insektisida kontak dapat dilakukan, tetapi biayanya terlalu mahal.
Banyak jamur lain (penyebab lodoh dan layu) telah tercatat. Hama-hama lain pun
dapat merusak pertanaman setempat, misalnya hama-hama penggerek kayu,
pemotong-gelang batang atau hama
pengisap, seperti halnya ‘thrips’.
Walaupun begitu, penyakit dan hama
yang demikian itu secara ekonomis jarang merugikan.
PANEN DAN PASCA PANEN
Panen
tanaman ini musiman dan berlangsung selama 2-3 bulan, karena mekarnya bunga per
perbungaan dan per pohon terhambat, serta pohon jambu mede ini tak dapat
berbunga serentak. Kualitas terbaik dapat dicapai jika buah geluk segar yang
baru jatuh dikeringkan dan langsung disimpan. Buah geluknya harus dikumpulkan
sekurang-kurangnya seminggu sekali. Lahan di bawah pohon hendaknya terbebas
dari gulma dan selalu dibersihkan agar memudahkan pengumpulan buah yang jatuh.
Setelah buah semunya dibuang, buah geluk dikeringkan di bawah sinar matahari
agar kandungan airnya turun dari 25% menjadi 9%. Dengan pengeringan yang baik,
biji jambu mede dapat mempertahankan kualitasnya, terutama rasanya. Biji
seharusnya tidak boleh menyerap air lagi selama disimpan; keseimbangan
kandungan airnya rata-rata 9% pada suhu 27°C, dengan kelembapan nisbi 70%. Buah
semu matang yang akan dimanfaatkan dalam keadaan segar harus dipetik setiap
hari.
Dari banyak sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar