Kopi adalah tanaman yang sangat yang banyak ditemukan di lahan pekarangan penduduk karena memang tanaman yang sangat familier di kalangan masyarakat pedesaan di Indonesia. Hal ini merupakan potensi yang sangat bagus untuk dimanfaatkan untuk dijadikan komoditi yang bisa menjadi andalan di sektor perkebunan. Sebenarnya hanya butuh sedikit perhatian teknis saja sehingga dapat menjadi harapan yang bisa menjadi kenyataan yang bagus.
PERSIAPAN LAHAN
1. Tanah yang bertekstur miring lebih baik di buat teras.
2. Kurangi atau tambah pohon pelindung yang cepat tumbuh kira-kira 1:4 hingga 1:8 dari jumlah tanaman kopi.
3. Siapkan pupuk kandang matang sebanyak 25-50 kg, sebarkan natural glio, diamkan satu minggu dan buat lubang tanam 60x60, atau 75x75 cm dengan jarak tanam 2,5x2,5 hingga 2,75x2,75 m minimal 2 bulan sebelum tanam.
PEMBIBITAN
1. Siapkan biji yang berkualitas dari pohon yang telah diketahui produksinya biasanya dari penangkar benih terpercaya.
2. Buat kotak atau bumbunan tanah untuk persemaian dengan tebal lapisan pasir sekitar 5 cm.
3. Buat pelindung dengan pelepah atau paranet dengan pengurangan bertahap jika bibit telah tumbuh.
4. Siram bibitan dengan rutin dengan melihat kebasahan tanah.
5. Bibit akan berkecambah kurang lebih 1 bulan, pilih bibit yang sehat dan lakukan pemindahan ke polibag dengan hati2 agar akar tidak putus pada umur bibit 2-3 bulan sejak awal pembibitan.
6. Tambahkan pupuk NPK sebagai pupuk dasar hingga umur 12 bulan.
7. Siramkan supernasa dosis 1 sendok makan per 10 liter air, ambil 250 ml per pohon dari larutan tersebut.
8. Setelah bibit umur 4 bulan semprotkan 2 tutup poc nasa per tangki sebulan sekali hingga umur bibit 7-9 bulan dan siap tanam.
9. Catatan: jenis dan dosis pupuk bisa sesuai dengan anjuran dinas pertanian setempat, perhatikan kelembapan tanah agar bibit tidak terkena serangan karat daun.
PENANAMAN
1. Masukkan pupuk kandang dengan campuran tanah bagian atas saat penanaman bibit.
2. Usahakan saat tanam sudah memasuki musim hujan.
3. Lakukan penyiraman tanah setelah tanam.
4. Hindarkan resiko kematian tanaman baru dari gangguan ternak.
PENYULAMAN
1. Lakukan penyulaman segera jika tanaman mati atau gejala pertumbuhannya tidak normal.
2. Penyulaman dilakukan awal musim hujan.
PENYIRAMAN
Penyiraman dilakukan jika kondisi tanah kering atau penyiraman bisa dilakukan pada musim kemarau.
PEMUPUKAN
1. Pemupukan NPK diberikan dua kali setahun, yaitu awal dan akhir musim hujan.
2. Setelah pemupukan sebaiknya disiram. Catatan: jenis dan dosis pupuk sesuai dengan jenis tanah atau rekomendasi dinas pertanian setempat. Cara pemupukan dibuat lubang kecil mengelilingi tanaman sejauh ¾ lebar tajuk, pupuk dimasukkan dan ditutup tanah. Akan lebih baik ditambah pupuk organik supernasa dosis 1 botol untuk ± 200 tanaman. 1 botol supernasa diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon atau siram atau kocorkan supernasa 1 sendok makan per 10 liter air setiap 3-6 bulan sekali. Semprotkan poc nasa 3-4 tutup + hormonik 1-2 tutup per tangki setiap 1 bulan sekali.
PEMANGKASAN
Lakukan pemangkasan rutin setelah berakhirnya masa panen (pangkas berat) untuk mengatur bentuk pertumbuhan, mengurangi cabang tunas air, mengurangi penguapan dan bertujuan agar terbentuk bunga, serta perbaikan bagian tanaman yang rusak. Pemangkasan pada awal atau akhir musim hujan setelah pemupukan.
PENGENDALIAN HAMA
1. Bubuk buah kopi (Stephanoderes hampei) serangan di penyimpanan buah maupun saat masih di kebun . Pencegahan dengan pestona atau bvr secara bergantian.
2. Penggerek cabang coklat dan hitam (Cylobarus morigerus dan Compactus) menyerang ranting dan cabang. Pencegahan dengan pestona.
3. Kutu dompolan (Pseudococcus citri) menyerang kuncup bunga, buah muda, ranting dan daun muda, pencegahan gunakan pestona, bvr atau pentane + aero 810 secara bergantian.
PENGENDALIAN PENYAKIT
1. Penyakit karat daun disebabkan oleh Hemileia vastatrix, preventif semprotkan natural glio.
2. Penyakit jamur upas disebabkan oleh Corticium salmonicolor : Kurangi kelembaban, kerok dan preventif oleskan batang/ranting dengan natural glio + poc nasa.
3. Penyakit akar hitam penyebab Rosellina bunodes dan R. arcuata. Ditandai dengan daun kuning, layu, menggantung dan gugur. preventif dengan natural glio.
4. Penyakit akar coklat penyebabnya : Fomes lamaoensis atau Phellinus lamaoensis preventif dengan natural glio.
5. Penyakit bercak coklat pada daun oleh Cercospora cafeicola Berk et Cooke pencegahan dengan natural glio.
6. Penyakit mati ujung pada ranting penyebabnya Rhizoctonia, gunakan natural glio.
7. Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi maka sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata pembasah aero 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki.
PANEN
Kopi akan berproduksi mulai umur 2,5 tahun jika dirawat dengan baik dan buah telah menunjukkan warna merah yang meliputi sebagian besar tanaman, dan dilakukan bertahap sesuai dengan masa kemasakan buah.
PENGOLAHAN HASIL
Agar dipersiapkan terlebih dahulu tempat penjemuran, pengupasan kulit dan juga penyimpanan hasil panen agar tidak rusak akibat hama pasca panen. Buah panenan harus segera diproses maksimal 20 jam setelah petik untuk mendapatkan hasil yang baik.
Penyebab Kerusakan Biji Kopi :
1. Biji keriput : asal buah masih muda.
2. Biji berlubang :kopi terserang bubuk.
3. Biji kemerahan : Kurang bersih mencucinya.
4. Biji pecah : mesin pengupas kurang sempurna, berasal dari buah yang terserang bubuk, pada saat pengupasan dengan mesin kopi terlalu kering.
5. Biji pecah diikuti oleh perubahan warna: mesin penguap dan pemisah kulit dengan biji kurang sempurna, fermentasi pada pengolahan basah kurang sempurna.
6. Biji belang : pengeringan tidak sempurna, terlalu lama disimpan , suhu penyimpanan terlalu lembab.
7. Biji Pucat : terlalu lama disimpan di tempat lembab.
8. Biji berkulit ari : Pengeringan tidak sempurna atau terlalu lama, pada pengeringan buatan suhu awal terlalu rendah.
9. Biji berwarna kelabu hitam : pada pengeringan buatan suhunya terlalu tinggi.
10. Noda-noda cokelat hitam : pada pengeringan buatan, kopi tidak sering diaduk atau dibolak-balik.
Dari berbagai sumber.
Minggu, 02 Juni 2013
Sabtu, 27 April 2013
Bertanam Tomat Buah
Tanaman
tomat adalah termasuk komoditas hortikultura yang penting, akan tetapi jenis
sayuran ini masih rendah kualitas dan kuantitasnya dari segi produksinya.
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas dan kuantitas tersebut
seperti karena faktor tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormone,
pemupukan yan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan
iklim serta teknis budidaya petani itu sendiri. Maka dari itu perlu
ditingkatkan dalam hal pembudidayaan yang benar, supaya mencapai hasil yang
maksimal dan menguntungkan.
AWAL
TANAM
Syarat
Tumbuh Tomat
Tomat
dapat di tanam pada daerah dataran rendah maupun pada daerah daratan tinggi.
Struktur tanah harus gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit
mengandung pasir dengan pH antara 5-6.
Curah
hujan rata-rata berkisar antara 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang sangat
tinggi dapat menghambat persarian.
Kelembaban
relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih
muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih
banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya
bagi tanaman.
Pola
Tanam
Sangat
dianjurkan untuk menanam dengan system tumpang sari atau tanaman sela, karena
hal ini dapat memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad
pengganggu. Adapun tanaman yang dianjurkan adalah seperti jagung, padi, sorgum,
kubis dan kacang-kacangan.
Penyiapan
Lahan
Pilihlah
lahan yang gembur dan subur yang sebelumnya ditanami tomat, cabai, terong,
tembakau dan kentang. Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah
dengan air selama dua minggu. Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150
kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam. Buatlah
bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal.
Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan
air.
Berikan
pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan, aduk
dan ratakan dengan tanah. Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ±
20 kg / 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.
Siramkan
pupuk Poc Nasa yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dosis 1-2
botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika diganti Super Nasa (dosis ± 1-2
botol/1000 m2 ) dengan cara :
1. alternatif 1 : 1 botol
Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian
setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
2. alternatif 2 : setiap
1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan Super Nasa untuk menyiram +
10 meter bedengan.
3.
Sebarkan Natural Glio
1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata di atas
bedengan pada sore hari.
4.
Jika pakai Mulsa
plastik, tutup bedengan pada siang hari.
5.
Biarkan selama 5-7
hari sebelum tanam.
6.
Buat lubang tanam
dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm
sedalam 15 cm.
Pemilihan
Bibit
Pilih
varietas tahan dan jenis Hibrida ( F1 Hibrid ), Bibit berdaun 5-6 helai daun
(25-30 hari setelah semai) pindahkan ke lapangan.
Untuk
mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam
atau pagi harinya (agar lembab).
FASE PERSEMAIAN (0-30 Hari Setelah Semai)
Siapkan
media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 - 30 kg + Natural
Glio (1:1). Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau
kelapa, Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag.
Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat
dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media
tanam.
Penyiraman
dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah), Penyemprotan Poc Nasa pada umur 10
dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki.
FASE
TANAM (0-15 Hari Setelah Tanam)
Bedengan
sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu, Kemudian bibit yang berdaun 5-6 siap
tanam umur 3 - 4 minggu.
Penanaman
dilakukan sore hari dengan cara membenamkan bibit secara dangkal setelah
sebelumnya dilepas polibagnya. Bibit dibenam sebatas pangkal batang dan
ditimbun dengan tanah disekitarnya.
Selesai
penanaman langsung disiram dengan Poc Nasa dengan dosis 2-3 tutup per + 15
liter air. Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman
yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian
dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural Glio lalu bibit
ditanam.
Pengairan
dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan
sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap
unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit.
Amati
hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan
Natural Vitura. Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan
busuk daun, kendalikan dengan menyemprot Natural Glio dicampur gula pasir
perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips,
kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan
tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural Bvr atau Pestona secara
bergantian. Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir
dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat.
FASE
VEGETATIF (15-30 Hari Setelah Tanam)
Jika tanpa mulsa, penyiangan dan
pembubunan pada umur 28 hari bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan
diikuti pengguludan tanaman.
Setelah
tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan
perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman
pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram
dengan air.
Pemupukan
kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5
gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm
kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
Bila
umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl
lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).
Jika
pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan
dengan cara dikocorkan. Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari, Amati
hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika
terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam.
Semprotkan
Poc Nasa (4-5 tutup) per tangki atau Poc Nasa (3-4 tutup) + Hormonik (1 tutup)
setiap 7 hari sekali. Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus
segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi
agar batang tomat berdiri tegak. Pengikatan jangan terlalu erat dengan model
angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat
menimbulkan luka.
FASE
GENERATIF (30 - 80 Hari Setelah Tanam)
Pengelolaan
Tanaman
Jika
tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari. Untuk
merangsang pembungaan pada umur 32 hari lakukan perempelan tunas-tunas tidak
produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman.
Perempelan
sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung
tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas
putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau
atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus
hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak
terlalu pendek.
Ketinggian
tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan
buah mencapai 5-7 buah.
Semprotkan
Poc Nasa dan Hormonik setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-4 tutup Poc Nasa
dan 1-2 tutup Hormonik/tangki. Agar tidak mudah hilang oleh air hujan dan merata
tambahkan Perekat Perata Aero 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.
Pengamatan
Hama dan Penyakit
Ulat
buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan
kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan
buah tomat terserang, semprot dengan Pestona.
Lalat
buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan
bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. Bersifat agravator,
yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan
dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur
insektisida).
Busuk
daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta
busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot
dengan Natural Glio.
Jika
pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (Pestona, Glio,
Vitura) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan.
Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air
hujan tambahkan Perekat Perata Aero 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
Busuk
ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan
Ca (Calsium) maka Berikan Dolomit.
FASE
PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 Hari Setelah Tanam)
Panen
pada umur 90-100 hari dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi
kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning pada pagi
atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus.
Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik.
Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh. Interval pemetikan 2-3
hari sekali.
Supaya
tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan
dikonsumsi segar dipanen setengah matang. Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah
peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting. Waspadai penyakit
busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan. Buah tomat yang telah dipetik,
dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi atau di
pasarkan.
Dari berbagai sumber.
Senin, 08 April 2013
BERTANAM CENGKEH
Tanaman
cengkeh adalah salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi yang
cukup tinggi. Cengkeh merupakan bahan rempah-rempah yang sejak dahulu kala
menjadi primadona bangsa belanda dalam menjajah tanah air kita. Sebagai bahan
rempah-rempah seperti untuk bahan campuran rokok kretek atau bahan pembuatan
minyak atsiri maka cengkeh harus dibudidayakan dengan sungguh-sungguh guna
mendapatkan hasil produksi dan kualitas yang bagus pula.
SYARAT
TUMBUH CENGKEH
Tanaman
cengkeh dapat tumbuh optimal pada 300 – 600 dpl dengan suhu rata-rata 22-30°C,
curah hujan yang dikehendaki antara 1500-4500 mm/tahunnya.
Diusahakan
tanah harus gembur dengan kedalaman solum minimal 2 m, tidak berpadas dengan pH
optimal 5,5-6,5. Jenis tanah yang bagus yaitu latosol, andosol dan podsolik
merah sangat baik untuk dijadikan perkebunan cengkih.
PEMBIBITAN
Buat
bedengan untuk naungan dengan lebar 1- 1,2 m dan panjang sesuai kebutuhan
dengan arah membujur ke utara selatan. Kanan kiri bedengan dibuat parit sedalam
20 cm dan lebar 50 cm. Diatas bedengan dibuat naungan setinggi 1,8 m dibagian
timur dan 1,2 m dibagian selatan, intensitas cahaya 75%.
Benih
dibenamkan pada media di polybag ukuran 15 cm x 20 cm (untuk bibit yang akan
dipindahkan pada umur 1 tahun) atau ukuran 20 cm x 25 cm (untuk bibit yang akan
dipindahkan pada umur 2 tahun) yang bagian bawahnya telah dilubangi 2,5 mm
dengan jarak 2 x 2 cm. Media yang digunakan pasir halus, tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 2 : 1 : 1, dan berikan Natural GLIO per 20 25 kg pupuk
kandang yang telah jadi dan diperam selama ± 2 minggu. Dan sebelum bibit
ditanam siram tanah dengan POC NASA 5 ml/lt air atau 0,5 tutup per liter air. Kemudian
susun polybag pada persemaian yang telah disiapkan.
Penyiraman
dilakukan dua kali dalam sehari. Penyiangan dilakukan 2-3 kali dalam sebulan
disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Intensitas naungan perlahan-lahan
dikurangi secara bertahap hingga tinggal 40% saat bibit dipindahkan ke lapang.
Pemupukan
dengan NPK dilakukan dengan dosis 10 gr/pohon/tahun atau dengan Urea, SP-36 dan
KCl dengan dosis masing-masing 3,5 gr/bibit/tahun. Pupuk tersebut diberikan
tiap 3 bulan sekali sedangkan untuk yang didalam polibag diberikan sebanyak 1,5
bulan sekali.
Catatan
: Akan lebih baik pembibitan diselingi/ditambah SUPERNASA interval 4 bulan
sekali dengan dosis 1 botol untuk ± 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan
dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter
diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap bibit.
PENGAJIRAN
Pengajiran
dilakukan pada blok tanaman untuk memudahkan penanaman dengan jarak tanam 8 x 8
m dengan pola bujursangkar atau empatpersegi panjang.
PENANAMAN
Cangkul
tanah yang telah diberi ajir dengan ukuran lubang tanam 75 x 75 x 75 cm.
Lakukan penanaman pada awal musim hujan. Berikanlah pupuk kandang 25 - 50 kg
yang telah dicampur dengan 1 pak Natural GLIO dan 1,5 - 2 kg dolomit, campur
hingga rata. Masukan 5-10 kg campuran tersebut per lubang tanam. Masukkan bibit
dan gumpalan tanahnya kedalam lubang hingga batas leher akar. Beri peneduh
buatan setingggi 30 cm dengan intensitas 50%. Siramkan POC NASA secara merata
dengan dosis 2-3 ml/liter air per bibit atau semprot POC NASA dosis 2 tutup/
tangki. Hasil akan lebih bagus dengan menggunakan SUPERNASA dengan cara : 1
botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) dijadikan larutan induk.
Kemudian dalam 1 liter air ditambahkan 10 ml larutan induk kemudian diberikan
untuk setiap pohonnya.
PEMELIHARAAN
TANAMAN
Pengaturan
peneduh dapat dilakukan antara 4-6 bulan sekali.
PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT
Kutu
Daun (Coccus Viridis)
Bagian
yang diserang : ranting muda, daun muda. Gejala : Pertumbuhan yang dihisapnya
akan terhenti misal ranting mengering, daun dan bunga kering dan rontok.
Pencegahan gunakan PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR.
Penggerek
Ranting/batang (Xyleborus sp)
Bagian
yang diserang : ranting/batang. Gejala : Liang gerekan berupa lubang kecil,
serangan hebat menyebabkan ranting / batang menjadi rapuh dan mudah
patah.Pengendalian : Pangkas ranting/batang yang terserang, pencegahan gunakan
PESTONA atau Natural BVR.
Kepik
Helopeltis (Helopeltis sp)
Bagian
yang diserang : pucuk atau daun muda. Gejala : Biasanya pucuk akan mati dan
daun muda berguguran.Pencegahan : Semprotkan Natural BVR atau PESTONA.
Penyakit
mati bujang (bakteri Xylemlimited bacterium)
Bagian
yang terserang : perakaran, ranting-ranting muda. Gejala : matinya ranting pada
ujung-ujung tanaman.Gugurnya daun diikuti dengan matinya ranting secara
bersamaan. Pengendalian : pengaturan drainase yang baik, penggemburan tanah,
pencegahan kocorkan POC NASA + HORMONIK + NATURAL GLIO.
Penyakit
busuk akar (Pytium rhizoctonia dan Phytopthora)
Bagian
yang diserang : perakaran. Gejala : pada pembibitan tanaman mati secara
tiba-tiba, pada tanaman dewasa daun mengering mulai dari ranting bagian bawah.
Pengendalian : bila serangan telah ganas maka tanaman yang terserang dibongkar
dan dimusnahkan, lubang bekas tanaman berikan tepung belerang 200 gr secara
merata, isolasi tanaman atau daerah yang terserang dengan membuat saluran
isolasi, perbaiki drainase, gunakan Natural GLIO pada awal penanaman untuk
pencegahan.
Catatan
: Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi,
sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan.
Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan
Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki.
MASA
PANEN
Cengkih
dapat mulai dipanen mulai umur tanaman 4,5-6,5 tahun, untuk memperoleh mutu
yang baik bunga cengkih dipetik saat matang petik, yaitu saat kepala bunga
kelihatan sudah penuh tetapi belum membuka. Matang petik setiap tanaman umumnya
tidak serempak dan pemetikan dapat diulangi setiap 10-14 hari selama 3-4 bulan.
Bunga cengkih dipetik per tandan tepat diatas buku daun terakhir. Bunga yang
telah dipetik lalu dimasukkan ke dalam keranjang/karung kecil dan dibawa ke
tempat pengolahan.
PENANGANAN
PASCA PANEN
Sortasi
buah: Lakukan pemisahan bunga dari tangkainya dan tempatkan pada tempat yang
berbeda.
Pemeraman:
Dilakukan selama 1 hari ini dilakukan untuk memperbaiki warna cengkih menjadi
coklat mengkilat.
Pengeringan:
Dapat dilakukan dengan mesin pengering yang menggunakan kayu bakar atau bahan
bakar minyak.Dapat juga dikeringkan dengan cara alami yaitu pengeringan dengan
matahari pada lantai beton agar kadar air menjadi 12-14%, dan dapat disimpan
dan aman dari jamur.
Sortasi:
Pada tahap ini cengkih dipisahkan dari kotoran dengan cara ditampi. Kemudian
cengkih yang sudah bersih dimasukan pada karung dan dijahit.
Dari
berbagai sumber.
Jumat, 05 April 2013
BERTANAM KENTANG
Tanaman kentang atau dengan bahasa latin Solanum
Tuberosum L, adalah sumber utama dari karbohidrat sehingga menjadi komoditi
yang sangat penting bagi para petani kentang. Kentang dapat tumbuh subur di
daerah yang berhawa sejuk terutama daerah pegunungan. Maka dari itu dataran
tinggi Dieng sangat banyak petani kentang menggantungkan hidupnya pada komoditi
kentang ini.
SYARAT TUMBUH KENTANG
Iklim
Kentang sangat baik tumbuh pada kondisi curah hujan
rata-rata 1500 mm/tahun, dengan lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal
18-21°C, kelembaban 80-90% dan dengan ketinggian antara 1000-3000
m dpl.
Media
Tanam
Bagus pada struktur tanah remah, gembur, banyak
mengandung bahan organik, memiliki drainase yang baik dan memiliki lapisan olah
yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.
PEDOMAN TEKNIS
Pembibitan
1.
Umbi berasal dari umbi produksi
berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varitas unggul. Pilih
umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya generasi keempat saja.
Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam.
2.
Bila bibit membeli
(usahakan bibit yang bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata
tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa/dengan pembelahan. Pemotongan umbi
dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi
direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/lt air).
Pengolahan
Media Tanam
Lahan
dibajak sedalam 30-40 cm dan biarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan
dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan
buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
Natural
Glio yang sudah terlebih dahulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1
minggu, ditebarkan merata pada bedengan (dosis : 1-2 kemasan Natural Glio
dicampur 50-100 kg pupuk kandang/1000 m2).
Teknik Penanaman
1.
Pemupukan Dasar
a.
Pupuk anorganik berupa
urea (200 kg/ha), SP 36 (200 kg/ha), dan KCl (75 kg/ha).
b.
Siramkan pupuk POC
NASA yang telah dicampur air secukupnya secara merata di atas bedengan, dosis
1-2 botol/ 1000 m². Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA dengan
cara :
alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter
air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan
induk tadi untuk menyiram bedengan.
alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram 10 meter bedengan.
alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram 10 meter bedengan.
Penyiraman POC NASA / SUPER NASA dilakukan sebelum pemberian
pupuk kandang.
c.
Berikan pupuk kandang
5-6 ton/ha (dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam) satu
minggu sebelum tanam.
2.
Cara Penanaman
Jarak
tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dengan kebutuhan
bibit + 1.300-1.700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Waktu tanam diakhir musim
hujan (April-Juni).
Pemeliharaan Tanaman
1.
Penyulaman
Penyulaman
untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh/tumbuhnya jelek dilakukan 15 hari
semenjak tumbuh.
2.
Penyiangan
Penyiangan
dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2-3 hari sebelum/bersamaan
dengan pemupukan susulan dan penggemburan.
3.
Pemangkasan Bunga
Pada
varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya
proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.
4.
Pemupukan Susulan
Pupuk Makro
Urea/ZA:
21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha dan 45 hst 150 kg/ha.
SP-36:
21 hst 250 kg/ha.
KCl:
21 hst 150 kg/ha dan 45 hst 75 kg/ha.
Pupuk
makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.
POC
NASA: mulai umur 1 minggu s/d 10 atau 11 minggu.
Alternatif
I : 8-10 kali (interval 1 minggu sekali dengan dosis 4 tutup/tangki atau 1
botol (500 cc)/ drum 200 lt air.
Alternatif
II : 5 - 6 kali (interval 2 mingu sekali dengan dosis 6 tutup/tangki atau 1,5
botol (750 cc)/ drum 200 lt air.
HORMONIK
: penyemprotan POC NASA akan lebih optimal jika dicampur HORMONIK (dosis 1-2
tutup/tangki atau + 2-3 botol/drum 200 liter air).
5.
Pengairan
Pengairan
7 hari sekali secara rutin dengan di gembor, Power Sprayer atau dengan mengairi
selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).
Hama Dan Penyakit
1.
Hama
Ulat
grayak (Spodoptera litura)
Gejala:
ulat menyerang daun hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) memangkas daun yang
telah ditempeli telur; (2) penyemprotan Natural Vitura dan sanitasi lingkungan.
Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala:
kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan
virus. Pengendalian: memotong dan membakar daun yang terinfeksi, serta
penyemprotan Pestona atau BVR.
Orong-orong (Gryllotalpa Sp)
Gejala:
menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman
menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian: Pengocoran Pestona.
Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)
Gejala:
daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu
yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah,
terlihat lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian :
Pengocoran Pestona.
Hama trip (Thrips tabaci)
Gejala:
pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, berubah menjadi abu-abu perak
dan mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda.
Pengendalian: (1) memangkas bagian daun yang terserang; (2) mengunakan Pestona
atau BVR.
2.
Penyakit
Penyakit busuk daun
Penyebab:
jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau
kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam
dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun
membusuk/mati. Pengendalian: sanitasi kebun. Pencegahan dengan penggunaan
Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit layu bakteri
Penyebab:
bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman
layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: sanitasi kebun,
pergiliran tanaman. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau
awal tanam.
Penyakit busuk umbi
Penyebab:
jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu
dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak
berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian:
pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik. Pencegahan
dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam
Penyakit fusarium
Penyebab:
jamur Fusarium sp. Gejala: busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit
ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui
luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: menghindari
terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran. Pencegahan dengan
penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab:
jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang di
daerah kering. Gejala: daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna
coklat tua, meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak
beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian: pergiliran tanaman.
Pencegahan : Natural Glio sebelum/awal tanam
Penyakit karena virus
Virus
yang menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun
menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3)
Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A
(PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik
menggulung; (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat
serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak
menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus
dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan
Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian:
tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian
dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas
dan membakar tanaman sakit, mengendalikan vektor dengan Pestona atau BVR dan
melakukan pergiliran tanaman.
Catatan
: Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum
mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan
pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan
Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
Masa Panen
Rata-rata
umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung
varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya
telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit,
batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan
lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok
dengan jari.
Dari
berbagai sumber.
Sabtu, 30 Maret 2013
BERTANAM PEPAYA
Buah Pepaya adalah buah yang sangat mudah dijumpai di
Indonesia. Buah ini dapat ditemui baik di dataran tinggi maupun di dataran
rendah. Karena sangat mudah tumbuh maka buah ini sangat terjangkau harganya.
Akan tetapi jika dibudidayakan dengan cara yang baik maka buah pepaya dapat
memberikan nilai ekonomis yang lebih baik.
Saat ini telah banyak dibudidayakan tanaman pepaya secara terpadu, pepaya dapat juga dibudidayakan secara tumpang sari dengan tanaman lain guna mendapatkan nilai ekonomis yang lain. untuk itu alangkah baiknya tanaman pepaya ini dibudidayakan bersama tanaman lain.
SYARAT TUMBUH
Tanaman
dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi 700 - 1000 mdpl, curah hujan 1000-2000
mm/tahun, suhu udara optimum 22 - 26 derajat C dan kelembaban udara sekitar 40%
dan angin yang tidak terlalu kencang sangat baik untuk penyerbukan. Tanah
subur, gembur, mengandung humus dan harus banyak menahan air, pH tanah yang
ideal adalah netral dengan pH 6 -7.
PEMBIBITAN
1.
Persyaratan
Bibit/benih
-
Biji-biji yang
digunakan sebagai bibit diambil dari buah-buah yang telah masak benar dan
berasal dari pohon pilihan. Buah pilihan tersebut di belah dua untuk diambil
biji-bijinya. Biji yang dikeluarkan kemudian dicuci bersih hingga kulit yang
menyelubungi biji terbuang lalu dikeringkan ditempat yang teduh.
-
Biji yang segar
digunakan sebagai bibit. Bibit jangan diambil dari buah yang sudah terlalu
masak/tua dan jangan dari pohon yang sudah tua.
2.
Penyiapan Bibit
Kebutuhan benih
perhektar 60 gram (± 2000 tanaman). Benih direndam dalam larutan POC NASA 2
cc/liter selama 1-2 jam, ditiriskan dan ditebari Natural GLIO kemudian disemai
dalam polybag ukuran 20 x 15 cm. Media yang digunakan merupakan campuran 2
ember tanah yang di ayak ditambah 1 ember pupuk kandang yang sudah matang dan
diayak ditambah 50 gram TSP dihaluskan ditambah 30 gram Natural GLIO.
3.
Teknik Penyemaian
Benih
- Benih dimasukan pada
kedalaman 1 cm kemudian tutup dengan tanah. Disiram setiap hari. Benih
berkecambah muncul setelah 12-15 hari. Pada saat ketinggiannya 15-20 cm atau 45-60
hari bibit siap ditanam.
-
Biji-biji tersebut
bisa langsung ditanam/disemai lebih dahulu. Penyemaian dilakukan 2 atau 3 bulan
sebelum bibit persemaian itu dipindahkan ke kebun.
4.
Pemeliharaan
Pembibitan / Penyemaian
Pada persemaian
biji-biji ditaburkan dalam larikan (barisan ) dengan jarak 5 - 10 cm. Biji
tidak boleh dibenam dalam-dalam, cukup sedalam biji, yakni 1 cm. Dengan
pemeliharaan yang baik, biji-biji akan tumbuh sesudah 3 minggu ditanam.
Semprotkan POC NASA seminggu sekali dosis 2 tutup/tangki.
5.
Pemindahan Bibit
Bibit-bibit yang sudah dewasa
sekitar umur 2-3 bulan dapat dipindahkan pada permulaan musim hujan.
PENGOLAHAN
MEDIA TANAM
1.
Persiapan
Lahan dibersihkan dari
rumput, semak dan kotoran lain, kemudian dicangkul/dibajak dan digemburkan.
2.
Pembentukan Bedengan
- Bentuk bedengan
berukuran lebar 200-250 cm, tinggi 20-30 cm, panjang secukupnya jarak antar
bedengan 60 cm.
-
Buat lubang ukuran
50x50x40 cm di atas bedengan, dengan jarak tanam 2x2,5 m.
3.
Pengapuran
Apabila tanah yang
akan ditanami papaya bersifat asam (pH kurang dari 5), setelah diberi pupuk
yang matang perlu ditambah ± 1 kg Dolomit dan biarkan 1-2 minggu.
4.
Pemupukan
Sebelum diberi pupuk, tanah yang
akan ditanami pepaya harus dikeringkan satu minggu, setelah itu tutup dengan
tanah campuran 3 blek pupuk kandang yang telah matang atau dengan SUPERNASA.
TEKNIK
PENANAMAN
1.
Pembuatan Lubang Tanam
- Lubang tanam berukuran
60 x 60 x 40 cm, yang digali secara berbaris. Biarkan lubang-lubang kosong agar
memperoleh cukup sinar matahari. Setelah itu lubang-lubang diisi dengan tanah
yang telah dicampuri dengan pupuk kandang 2-3 blek. Jika pupuk kandang tidak
tersedia dapat dipakai SUPERNASA dengan cara disiramkan kelubang tanam dosis 1
sendok makan/10 lt air sebelum tanam. Lubang - lubang yang ditutupi gundukan
tanah yang cembung dibiarkan 2-3 hari hingga tanah mengendap. Setelah itu baru
lubang-lubang siap ditanami. Lubang-lubang tersebut diatas dibuat 1-2 bulan
penanaman.
- Apabila biji ditanam
langsung ke kebun, maka lubang-lubang pertanaman harus digali terlebih dahulu.
Lubang-lubang pertanaman untuk biji-biji harus selesai ± 5 bulan sebelum musim
hujan.
2.
Cara Penanaman
Tiap-tiap lubang diisi dengan 3-4
buah biji. Beberapa bulan kemudian akan dapat dilihat tanaman yang jantan dan
betina atau berkelamin dua.
PEMELIHARAAN
TANAMAN
1.
Penjarangan dan
Penyulaman
Penjarangan tanaman
dilakukan untuk memperoleh tanaman betina disamping beberapa batang pohon
jantan. Hal ini dilakukan pada waktu tanaman mulai berbunga.
2.
Penyiangan
Kebun pepaya sama
halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan penyiangan (pembuangan
rumput). Kapan dan berapa kali kebun tersebut harus disiangi tak dapat
dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.
3.
Pembubunan
Kebun pepaya sama
halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan pendangiran tanah. Kapan
dan berapa kali kebun tersebut harus didangiri tak dapat dipastikan dengan
tegas, tergantung dari keadaan.
4.
Pemupukan
Pohon pepaya memerlukan pupuk yang
banyak, khususnya pupuk organik, memberikan zat-zat makanan yang diperlukan dan
dapat menjaga kelembaban tanah.
Cara
pemberian pupuk:
Tiap
minggu setelah tanam beri pupuk kimia, 50 gram ZA, 25 gram Urea, 50 gram TSP
dan 25 gram KCl, dicampur dan ditanam melingkar.
Satu
bulan kemudian lakukan pemupukan kedua dengan komposisi 75 gram ZA, 35 gram
Urea, 75 gram TSP, dan 40 gram KCl.
Saat
umur 3-5 bulan lakukan pemupukan ketiga dengan komposisi 75 gram ZA, 50 gram
Urea, 75 gramTSP, 50 gram KCl.
Umur
6 bulan dan seterusnya 1 bulan sekali diberi pupuk dengan 100 gram ZA, 60 gram
Urea, 75 gramTSP, dan 75 gram KCl
Siramkan
SUPERNASA ke lubang tanam dengan dosis 1 sendok makan/10 liter air setiap 1-2
bulan sekali
Lakukan
penyemprotan POC NASA dosis 3 tutup / tangki setiap 1-2 minggu sekali setelah
tanam sampai umur 2-3 bulan
Setelah
umur 3 bulan semprot dengan POC NASA 3 - 4 tutup ditambah HORMONIK dosis 1 - 2
tutup / tangki.
Penyemprotan
hati - hati pada saat berbunga agar tidak kena bunga yang mekar atau lebih aman
bisa disiramkan.
5.
Pengairan dan
Penyiraman
Tanaman pepaya memerlukan cukup
air tetapi tidak tahan air yang tergenang. Maka pengairan dan pembuangan air
harus diatur dengan seksama. Apalagi di daerah yang banyak turun hujan dan
bertanah liat, maka harus dibuatkan parit-parit. Pada musim kemarau, tanaman
pepaya harus sering disirami.
HAMA
DAN PENYAKIT
Kutu
Tanaman (Aphid sp, Tungau).
Ciri-ciri
:
- Badan halus panjang
2-3 mm berwarna hijau, kuning atau hitam
- Memiliki sepasang
tonjolan tabung pada bagian belakang perut, bersungut dan berkaki panjang.
- Kutu dewasa ada yang
bersayap dan ada yang tidak.
- Merusak tanaman dengan
cara menghisap cairan dengan pencucuk penghisap yang panjang di bagian mulut.
Pengendalian
:
-
Semprot dengan Natural
BVR atau PESTONA secara bergantian.
Penyakit
yang sering merugikan tanaman papaya adalah penyakit yang disebabkan oleh
jamur, virus mosaik, rebah semai, busuk buah, leher akar, pangkal batang dan
nematoda. Penyakit mati bujang disebabkan oleh jamur Phytophthora parasitica,
P. palmivora dan Pythium aphanidermatum. Menyerang buah dan batang pepaya.
Cara
Pencegahan :
Perawatan
kebun yang baik, menjaga kebersihan dan drainase serta sebarkan Natural GLIO ke
lubang tanam.
Sedangkan
penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Meloidogyne Incognita Nematoda.
Apabila lahan telah ditanami papaya, disarankan agar tidak menanam papaya
kembali untuk mencegah timbulnya serangan nematode. Tanaman yang terinfeksi
oleh nematode menyebabkan daun menguning, layu dan mati.
Pengendalian
:
Siramkan
PESTONA ke lubang tanam.
PANEN
DAN PASCA PANEN
1.
Ciri dan Umur Panen
Tanaman pepaya dapat
dipanen setelah berumur 9-12 bulan. Buah pepaya dipetik harus pada waktu buah
itu memberikan tanda-tanda kematangan: warna kulit buah mulai menguning. Tetapi
masih banyak petani yang memetiknya pada waktu buah belum terlalu matang.
2.
Cara Panen
Panen dilakukan dengan
berbagai macam cara, pada umumnya panen/pemetikan dilakukan dengan menggunakan
"songgo" (berupa bambu yang pada ujungnya berbentuk setengah kerucut
yang berguna untuk menjaga agar buah tersebut tidak jatuh pada saat dipetik).
3.
Periode Panen
Panen dapat dilakukan setiap 10
hari sekali.
Dari sumber yang terpercaya.
Langganan:
Postingan (Atom)